Berita Terbaru

Mengenal Lebih Dekat Desa Sembungan Dieng

Baca Juga


Bagi sebagian traveler yang sering berkunjung ke kawasan Dieng mungkin belum sadar bahwa tentang desa satu ini, terutama yang menuju ke Bukit Sikunir tentu harus melalui desa ini. Nama Desa tersebut adalah Desa Sembungan. Desa ini disebut-sebut sebagai desa tertinggi yang berada di Pulau Jawa. Desa Sembungan merupakan desa yang berada di area kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo, dari kawasan pusat wisata Dataran Tinggi Dieng, Desa Sembungan bisa dicapai dengan menempuh jarak sekitar 7 kilometer atau kurang lebih 15 menit dengan menggunakan kendaraan bermotor.
Disebut sebagai desa tertinggi karena Desa Sembungan berada diketinggian 2.306 meter diatas permukaan laut, dengan ketinggian ini tentu saja warga dan pengunjung yang datang kesana akan merasakan sensasi pedesaan yang dingin, maka disarankan untuk pengunjung yang akan datang kesana atau kawasan di sekitarnya untuk menggunakan pelindung tambahan seperti jaket agar dapat menyesuaikan diri dahulu dengan hawa dingin disana.
Karena ketinggiannya tersebut, Desa Sembungan ini dijuluki sebagai Negeri diatas awan karena bila dibandingkan dengan Dataran Tinggi Dieng, Desa Sembungan jauh lebih tinggi. Bahkan salah satu objek wisata yang disebut sebagai objek wisata tertinggi, Candi Arjuna juga masih kalah tinggi dengan kawasan Desa Sembungan ini karena hanya berada diketinggian 2.093 meter diatas permukaan laut.

Usut punya usut ternyata klaim Desa Sembungan sebagai desa tertinggi di Pulau Jawa bukan berasal dari organisasi ataupun badan resmi yang memang memiliki kewenangan untuk hal tersebut, klaim tersebut berasal dari ketua salah satu kelompok masyarakat yang menamakan dirinya Pokwardis atau Kelompok Sadar Wisata, klaim tersebut berasal dari ketua Powardis sendiri bernama Ngaizudin.
Klaim Desa Sembungan menjadi desa tertinggi sendiri merupakan asumsi dari ketua Pokwardis dengan membandingkannya dengan Gunung Slamet, adapun klaim itu sendiri dimaksudkan sebagai bahan promosi agar dapat makin menarik wisatawan untuk datang ke desa tersebut dan objek-objek wisata lain di sekitarnya. Hal tersebut tentu harus menjadi perhatian instansi atau badan terkait untuk membuktikan klaim tersebut dengan mengukur menggunakan sistem pengukuran yang lazim dilakukan.
Untuk mencapai Desa Sembungan terbilang tidak sulit karena sebagian besar akses jalan sudah beraspal, meskipun udara di Desa Sembungan sangat dingin namun jangan takut kedinginan karena setiap wisatawan yang datang kesana akan disambut dengan keramah tamahan khas Desa Sembungan sehingga dijamin akan menghangatkan suasana ditengah tusukan hawa dingin disana.

Jangan heran apabila sepanjang kawasan, terutama jalur yang menuju Bukit Sikunir dan Kawah Sikidang akan ditemukan banyak para penjual yang menjajakan wortel dan kentang, itu karena memang sebagian besar penduduk di Desa Sembungan merupakan petani dengan hasil utama pertaniannya adalah wortel dan kentang. Adapun hasil pertanian lainnya dari Desa Sembungan ini adalah carica, purwaceng, dan terong belanda.
Terkait sejarah penamaan Desa Sembungan sendiri ada beberapa versi, versi pertama adalah nama sembungan itu sendiri berasal dari tumbuhan yang memang banyak tumbuh di kawasan tersebut, nama tumbuhan itu adalah sembung. Namun untuk versi lain, menyebutkan bahwa nama Sembungan berasal dari tokoh yang banyai di ceritakan dalam cerita rakyat, yaitu Joko Sembung, namun tidak ada informasi mendetail mengenai versi ini. Pada awak berdiri, desa ini merupakan desa yang bisa dibilang sangat sulit dari segi ekonomi, namun dengan semangat warganya dan potensi lahan pertaniannya, perlahan-lahan perekonomian desa ini membaik.

Tidak ada komentar