Berita Terbaru

Berjalan 2,5 Tahun, Proyek Kerjasama Internasional KKP Dengan Badan Antariksa Inggris Dan INMARSAT Beri Dampak Positif

Baca Juga


Birokrasi Online, JAKARTA (3/9) – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Badan Antariksa Inggris (UKSA), dan Inmarsat menyepakati penutupan proyek Program Kerja Sama Internasional (IPP): “Rancangan dan implementasi solusi teknologi inovatif untuk pengembangan praktek perikanan inklusif dan berkelanjutan di Indonesia” pada Selasa (3/9) di Kantor KKP, Jakarta.
Dibiayai oleh UKSA, proyek IPP yang bertujuan untuk mengoptimalkan teknologi mobile satellite guna memastikan keberlanjutan pengelolaan sumber daya kelautan dan perikanan di Indonesia ini telah berjalan selama 2,5 tahun terakhir (2017-2019). Proyek ini merupakan tindak lanjut kunjungan Presiden Joko Widodo ke Inggris, yang saat itu didampingi oleh Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti pada April 2016.
Proyek IPP dimulai pada bulan April 2017 melalui uji coba manfaat dan tantangan sistem monitoring kapal (VMS) di 200 kapal perikanan berukuran 10 - <30 GT, yang saat ini belum wajib menggunakan VMS.
“Uji coba ini bertujuan untuk meningkatkan pendapatan, keselamatan, dan standar hidup komunitas nelayan Indonesia. Dengan mengatasi kesenjangan digital antara operasi penangkapan ikan skala besar dan kecil, kesejahteraan masyarakat nelayan Indonesia dapat ditingkatkan,” ujar Plt. Dirjen PSDKP Agus Suherman dalam sambutannya.
Sementara itu, penerapan teknologi modern berbasis satelit ini secara bersamaan juga bermanfaat untuk meningkatkan kemampuan KKP dalam menangani penangkapan ikan ilegal (IUUF) di perairan Indonesia. Efektivitas dari monitoring VMS ini telah memperkuat pengawasan, keamanan, produktivitas, dan mendukung kegiatan penangkapan ikan yang berkelanjutan, aman, dan menguntungkan.
“Tak hanya itu, proyek ini juga dirancang untuk mengembangkan fitur-fitur layanan tambahan pada VMS, serta mengembangkan prototipe terminal VMS murah (low cost VMS) yang diproduksi di Indonesia,” jelas Agus.
Sistem VMS ditambahkan dengan berbagai aplikasi yang disebut sebagai VMS+, yang dirancang untuk memberi insentif kepada pengguna untuk mengaktifkan pengiriman informasi posisi geografis kepada KKP dan juga memberikan peningkatan keamanan di laut dan meningkatkan produktivitas dan profit nelayan dan perusahaan perikanan. Selain itu, low cost VMS memiliki fitur posisi, geofence, pesan teks, tombol darurat, laporan tangkapan ikan, informasi cuaca, daerah penangkapan ikan, dan harga ikan.
“Berbagai dampak positif ini tak hanya sejalan dengan prioritas kami, namun juga turut mendukung upaya pencapaian Sustainable Development Goal (SDGs) 14 dan 12 dengan melindungi lingkungan laut dan memastikan konsumsi perikanan yang bertanggung jawab,” ujar Sekretaris I Bidang Hankam Kedutaan Besar Inggris, Christian Ayres.
Agus Suherman menyampaikan, KKP sangat senang telah berkolaborasi dengan Pemerintah Inggris dan Inmarsat dalam mengimplementasikan Proyek IPP selama beberapa tahun terakhir. “Proyek bernilai 8 juta Poundsterling ini telah mendukung KKP dalam rangka mewujudkan perikanan yang aman, berkelanjutan, dan menguntungkan di Indonesia, serta memastikan keselamatan nelayan sekaligus memberikan layanan bernilai tambah bagi para nelayan dan komunitas,” ucapnya.
Ia melanjutkan, pengelolaan perikanan skala kecil Indonesia secara berkelanjutan adalah salah satu prioritas pemerintah, mengingat 90% nelayan di Indonesia adalah skala kecil. Ia pun membuka kemungkinan kolaborasi lebih lanjut antara Indonesia dan Inggris dalam melanjutkan kerja sama yang telah terbangun.
“Saya berharap untuk melihat kemungkinan kolaborasi lebih lanjut antara Indonesia dan Inggris untuk memperluas kegiatan percontohan serupa ke 1 atau 2 wilayah lain di Indonesia, dengan melibatkan peran serta aktif dari stakeholders di tingkat Pemerintah Provinsi,” pesan Agus.
Sejalan dengan hal itu, James Cemmel, Vice President Inmarsat turut menyampaikan rasa terima kasihnya atas kerja sama antara Indonesia selama ini dan berharap kerja sama ini akan terus berlanjut. “Hasil kerja sama pionir dengan para nelayan Indonesia ini, kami harapkan dapat menjadi contoh bagi negara lainnya di wilayah regional ASEAN maupun wilayah yang lebih luas untuk berkomitmen bersama menjaga laut dan perikanan yang berkelanjutan,” tutupnya.


Lilly Aprilya Pregiwati
Kepala Biro Humas dan Kerja Sama Luar Negeri

Tidak ada komentar