Berita Terbaru

Para Pencari Suaka Ancam Mau Balik ke Trotoar, Kenapa?

Baca Juga


Birokrasi Online, Para pencari suaka yang tinggal di gedung eks Komando Distrik Militer (Kodim), Kalideres, Jakarta Barat, mengancam akan kembali tinggal di depan kantor United Nations High Commissioner for Refugees (UNHCR), Jalan Kebon Sirih, Jakarta Pusat.
Sebab, uang yang diberikan oleh Badan Pengungsi Dunia sebagai kompensasi atas pengosongan gedung eks Kodim itu dianggap tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari para pengungsi tersebut.
Nurullah Fatih mengungkapkan uang kompensasi yang diberikan oleh UNHCR sebesar Rp 1,3 juta tidak cukup untuk memenuhi kebutuhannya sehari-hari. Apalagi, pencari suaka asal Afganistan itu tinggal bersama istri dan satu anaknya.
“Rp 1,3 juta itu hanya untuk sewa kos satu kamar, terus untuk makannya mana?” keluhnya di gedung eks Kodim, Sabtu lalu.
Pemerintah DKI menargetkan pengosongan gedung eks Kodim dari para pencari suaka paling lambat, Sabtu lalu. Badan Pengungsi Dunia dibantu oleh pemerintah DKI juga telah memindahkan sebagian pengungsi itu secara bertahap mulai pekan lalu ke Madrasah Sudan Afrika atau Sudanese Africa Asian School (SAAS) untuk mendapatkan konseling dan uang kompensasi dari UNHCR.
Para pencari suaka mulai menempati gedung eks Kodim, Kalideres, Jakarta Barat, sejak 11 Juli lalu. Sebelumnya, para pengungsi itu telantar di trotoar Jalan Kebon Sirih, Jakarta Pusat.
Berdasarkan data Badan Kesatuan Bangsa dan Politik DKI yang dilansir pada 19 Juli lalu, jumlah pencari suaka yang menempati gedung eks Kodim itu mencapai 1.266 orang. Para pengungsi itu mayoritas berasal dari negara yang tengah dirundung konflik seperti Afganistan, Yaman, Sudan, Suriah, dan lainnya.
Nurullah menjelaskan uang yang diberikan oleh UNHCR pada para pencari suaka jumlahnya berbeda-beda. Untuk pengungsi lajang menerima bantuan sebesar Rp 1 juta, keluarga yang terdiri dari tiga orang senilai Rp 1,3 juta, dan keluarga dengan lima orang atau lebih memperoleh Rp 1,6 juta.
Menurut Nurullah, seharusnya UNHCR tidak hanya memberikan uang kompensasi atas pengosongan gedung eks Kodim. Dia meminta Badan Pengungsi Dunia itu memberikan bantuan berupa tempat tinggal dan uang belanja secukupnya.
"Kami akan ramai-ramai kembali ke trotoar depan kantor UNHCR karena uang yang di berikan tidak sesuai," ujarnya.
Hal yang sama diungkapkan oleh M. Sadiq. Pencari suaka asal Afganistan itu menuturkan UNHCR hanya menawarkan uang bantuan sebesar Rp 1,6 juta padanya. Uang kompensasi itu pun hanya diberikan sekali pada para pengungsi.
Menurut Sadiq, uang pemberian UNHCR itu tidak bisa mencukupi kebutuhan ia dan enam anggota keluarganya selama di Jakarta. Dia pun memilih untuk tetap tinggal di gedung eks Kodim dibandingkan menerima uang kompensasi dari Badan Pengungsi itu.
Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik DKI Jakarta Taufan Bakri meminta UNHCR memindahkan seluruh pencari suaka dari gedung eks Kodim. Sebab, pemerintah DKI sudah tidak memiliki anggaran untuk memberikan bantuan pada para pengungsi itu.
Kepala Perwakilan United Nations High Commissioner for Refugees (UNHCR) Indonesia Thomas Vargas mengungkapkan tak bisa berbuat banyak atas pengosongan gedung eks Kodim itu. Ia pun menyerahkan sepenuhnya pencarian tempat tinggal sementara pada para pencari suaka itu.
MUH HALWI

Tidak ada komentar