Berita Terbaru

Pemilu Taiwan Picu Kekhawatiran Demonstran Hong Kong

Baca Juga

Birokrasi, Semakin banyak pemrotes Hong Kong yang melarikan diri ke Taiwan. Namun, pemilu yang akan datang di Taiwan membawa kekhawatiran bagi demonstran yang mengungsi sementara.
Sebagian besar laki-laki dan perempuan muda yang datang ke Taiwan ikut protes yang mendukung demokrasi di Hong Kong. Meski tidak mendapatkan suaka permanen, mereka dapat tinggal sekitar 60 dari untuk sementara waktu kemudian dapat memperpanjang masa tinggal.
Presiden Taiwan Tsai Ing-wen memberikan kelonggaran itu dan mendapatkan dukungan pula dari demonstran Hong Kong. Namun, beberapa dari pengunjuk rasa takut dukungan akan lenyap jika pemilu 11 Januari dimenangkan oleh Han Kuo-yu.
Yu merupakan kandidat presiden untuk partai oposisi Kuomintang Taiwan, yang mendukung hubungan dekat dengan China. "Jika Han Kuo-yu terpilih, saya akan membeli tiket penerbangan dan segera melarikan diri ke negara lain," seorang pemrotes Jero.
Pria bernama Jero itu mengatakan, terbang ke Taiwan dengan visa turis berhari-hari setelah ikut serta dalam penyerbuan Dewan Legislatif Hong Kong pada 1 Juli. Dia khawatir dapat didakwa karena terlibat kerusuhan yang membawa hukuman penjara maksimum 10 tahun.
Masalah Hong Kong telah memainkan peran besar dalam kampanye pemilihan Taiwan. Tsai telah berjanji untuk mempertahankan kedaulatan Taiwan dan telah menolak saran China tentang formula politik "satu negara, dua sistem", yang dinilai telah gagal di Hong Kong.
Sedangkan Han mengatakan ingin menjalin hubungan yang kuat dengan Beijing dan bertemu dengan pemimpin Hong Kong Carrie Lam dan pejabat senior China tahun lalu. Dia menuduh Tsai menggunakan protes Hong Kong untuk membangkitkan kekhawatiran China untuk memenangkan pemilu.
Baik Tsai dan Han telah menyuarakan dukungan untuk pengunjuk rasa Hong Kong. Namun, prospek kepresidenan Han lebih kecil bagi para pengunjuk rasa.
"Orang-orang Hong Kong bertempur melawan Partai Komunis China, tetapi bagaimana kita dapat meyakinkan diri kita sendiri bahwa Kuomintang juga menentang Partai Komunis?” kata seorang pemrotes bernama Roger, yang visa turisnya telah diperpanjang dua kali sejak kedatangannya di Taiwan pada Juli.
Pengacara yang berbasis di Taipei Jacob Lin mengatakan, banyak pengunjuk rasa khawatir tentang perubahan pengaturan politik. "Jika partai yang berkuasa diganti, perlakuan untuk para pengunjuk rasa mungkin sangat berbeda," kata sosok yang merupakan bagian dari tim yang telah menawarkan bantuan hukum kepada para pemrotes yang mencari tempat tinggal di Taiwan.

Tidak ada komentar