Berita Terbaru

IHSG Melemah, Investor Asing Catatkan Aksi Jual pada Saham

Baca Juga



Pada pekan lalu, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami penurunan hingga mencapai posisi 7.295,09, mengalami penurunan sebesar 0,55%. Akibatnya, investor asing mencatatkan aksi jual (net sell) pada akhir pekan, menandai adanya perubahan tren di pasar saham.*

Meskipun akumulasi capital inflow mingguan masih terjaga dengan beli bersih (net buy) senilai Rp 1,02 triliun, angka tersebut menurun drastis jika dibandingkan dengan pekan sebelumnya yang mencapai Rp 7,67 triliun. Kepala Riset Praus Capital, Marolop Alfred Nainggolan, mengamati penurunan nilai rata-rata transaksi harian dari Rp 13,8 triliun menjadi Rp 10,1 triliun, mencerminkan adanya aksi profit taking.

Menurut Alfred, sentimen pekan lalu lebih dominan dibayangi oleh aksi profit taking, yang menyebabkan IHSG berbalik turun setelah mengalami penguatan pasca pelaksanaan Pemilihan Umum (Pemilu) dan Pemilihan Presiden (Pilpres) pada 14 Februari lalu.

Pandangan serupa juga diungkapkan oleh Head of Equities Investment Berdikari Manajemen Investasi, Agung Ramadoni, yang menyebut pelemahan IHSG merupakan koreksi wajar akibat aksi profit taking, terutama pada saham-saham blue chip berkapitalisasi pasar besar (big caps) seperti saham perbankan.

Agung menambahkan bahwa minimnya katalis dari lokal maupun global membuat investor cenderung menunggu kepastian arah kebijakan bank sentral di dunia, menyebabkan sikap wait and see. Pengamat pasar modal dan Founder WH-Project, William Hartanto, menilai secara teknikal, IHSG masih menguji support di level 7.300 dan mencatat indikasi jenuh beli.

Head of Equity Research Kiwoom Sekuritas Indonesia, Sukarno Alatas, menambahkan bahwa penurunan IHSG tergolong wajar sebagai akibat jenuh beli. Meskipun demikian, ia memperkirakan IHSG akan bergerak sideways dengan peluang untuk kembali pada kondisi uptrend.

Pada penutupan bulan Februari, dalam skenario bullish, IHSG berpotensi mencapai resistance di area 7.342 - 7.365. Sementara dalam skenario bearish, IHSG berpeluang kembali ke level support 7.209 - 7.249. Dengan adanya pelemahan pada pekan lalu, investor diharapkan mempertimbangkan strategi buy on weakness pada saham-saham big caps.

Alfred memproyeksikan IHSG akan bergerak di rentang 7.180 - 7.403. Agung melihat potensi penguatan tipis IHSG dengan katalis eksternal dari perbaikan data perekonomian Eropa dan China. Agung memperkirakan IHSG akan bergerak pada level support 7.200 dan resistance di 7.450.

Meskipun terjadi koreksi pada IHSG, para ahli merekomendasikan saham-saham pilihan. Alfred merekomendasikan saham PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM), PT Mayora Indah Tbk (MYOR), PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF), PT Astra Otoparts Tbk (AUTO), dan PT Astra International Tbk (ASII).

Agung merekomendasikan saham perbankan seperti PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI), PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI), PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BBTN), dan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI). Sukarno merekomendasikan saham PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), PT XL Axiata Tbk (EXCL), dan PT Indomobil Sukses Internasional Tbk (IMAS).

William menyarankan untuk melirik saham lapis kedua dan lapis ketiga, seperti PT Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA), PT Bank Pan Indonesia Tbk (PNBN), PT Pulau Subur Tbk (PTPS), PT Clipan Finance Indonesia Tbk (CPIN), PT Mitra Pack Tbk (PTMP), dan PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG) untuk trading buy.*

Tidak ada komentar