Berita Terbaru

Anggota Komite HAM PBB Tuding Jokowi Campur Tangan dalam Pilpres 2024: Benarkah Ada Intervensi?

Baca Juga




Kontroversi memuncak setelah anggota Komite HAM PBB, Bacre Waly Ndiaye, mengungkapkan kekhawatiran atas netralitas Presiden Joko Widodo (Jokowi) terkait pencalonan putra sulungnya, Gibran Rakabuming Raka, dalam Pilpres 2024. Pernyataan tersebut menimbulkan pertanyaan tajam tentang integritas pemilu di Indonesia.

Dalam Sidang Komite HAM PBB di Jenewa, Swiss, Ndiaye menyoroti perubahan syarat pencalonan yang memungkinkan anak presiden untuk turut serta dalam pemilihan presiden. Dia menanyakan langkah-langkah yang diambil untuk memastikan bahwa pejabat tinggi, termasuk presiden, tidak memengaruhi proses pemilu secara tidak adil.

Namun, perwakilan Indonesia, yang dipimpin oleh Dirjen Kerja Sama Multilateral Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Tri Tharyat, tampaknya menghindari pertanyaan tersebut. Mereka lebih memilih untuk menyoroti tingkat partisipasi masyarakat Indonesia dalam pemilu, sambil menegaskan bahwa pemilihan umum di Indonesia merupakan yang terbesar di dunia.

Ketidakterbukaan pemerintah Indonesia dalam menjawab pertanyaan tentang netralitas presiden dalam pemilu 2024 telah menimbulkan kekhawatiran tentang adanya intervensi politik. Apakah ada yang tidak diketahui di balik tabir? Apakah Pilpres 2024 akan tercoreng oleh tangan-tangan tersembunyi yang berusaha memengaruhi hasilnya?

Tuduhan tersebut memberikan tekanan tambahan bagi pemerintah Indonesia untuk memberikan kejelasan dan memastikan bahwa proses pemilu berjalan dengan adil dan transparan. Sementara itu, dunia internasional menunggu jawaban yang jelas dan tindakan yang tegas untuk menjaga integritas demokrasi di Indonesia.

Tidak ada komentar